|
name
: Pande Ketut
Taman |
birthday
: |
birth
place : |
awards
: |
|
|
exhibition data:
1989 |
Pameran bersama "Harkitnas"di Art Center Bali. |
1990 |
Pameran bersama"Visit Indonesia Year" di Neka Museum
Bali. |
1991 |
Pameran bersama di Singaraja. |
1993 |
Ekspresi Seni "Hitam-Putih" di Aksi Seni Solo. |
1994 |
"Yogyakarta Young Painter" di Purnabudaya
Yogyakarta. |
1995 |
"Legenda 9" di Purnabudaya, Yogyakarta. |
1996 |
"FKY" di Benteng Vredeburg Musium, Yogyakarta. |
1997 |
"Indonesia Art Award 97 Philip Moris Co.,Ltd.di National
Gallery Jakarta and ARMA Museum Bali.
Pameran Tunggal "Tugas Akhir" di FSR ISI Yogyakarta. |
1998 |
"Indonesia Art Award 98 Philip Moris Co.,Ltd. di National
Gallery Jakarta. |
1999 |
Pameran Tunggal di Millenium Gallery di Jakarta.
"Indonesia Art Award 99 Philip Moris Co.,Ltd.di National Gallery Jakarta. |
2000 |
Pameran Tunggal "Survival" di Sika contemporary art
gallery di Bali.
Pameran Tunggal "Luh luih" di Art Folio Singapore. |
2001 |
Pameran Tunggal "Bunga di Taman Hati" di Inggil Gallery,
Jakarta.
"Not I am I ?" di Nadi Gallery , Jakarta.
"Dermensch Ais Mass" di Museum der Kulturen, Basel Switzerland. |
2002 |
"Inter cosmo Imagination" di Langgeng Gallery, Jakarta.
"Pastel" di gallery 9, Yogyakarta.
"Dimensi Raden Saleh" di Semarang Gallery. |
2003 |
Pameran tunggal di Choinard Gallery, Hongkong.
"In Between Perupa dalam Rotasi media" di Andi's Gallery
"Bali-Basel" di Sika Contemporary Art Gallery, Bali.
"Sorak-Sorai Identitas" di Langgeng Gallery, Magelang. |
2005 |
Pameran bersama Bali Biennale di Bali |
|
comment from BIDADARI :
Proses berkesenian Pande Ketut Taman berawal dari kegelisahan yang
melanda setiap hari dan pertanyaan yang tak habis-habisnya tentang
kesenian Bali. Besarnya rasa keingintahuan mengenai bagaimana para
seniman dan maestro Bali seperti Lempad, Cokot, Deblog, atau para Empu
yang membangun pura bisa membuat berbagai karya yang bisa kita saksikan
dan warisi sampai sekarang.
Kegelisahan tersebut tidak hanya bersifat secara fisik semata, tetapi
juga bersifat psykis (kejiwaan) yang bahkan jauh melebihi kegelisahan
fisik, terutama pada saat-saat sebelum karya-karya tersebut tercipta.
Kegelisahan tersebut menyebabkan berbagai macam pertanyaan muncul dalam
benak saya. Pemikiran seperti apa yang memicu maestro seniman Bali
sehingga bisa menghasilkan karya terkenal ? Proses kreatif seperti
apa yang sudah mereka lakukan ?
Kenapa mereka bisa menciptakan hal tersebut ? Mengapa generasi sekarang
sangat jarang yang mampu melakukannya bahkan bisa dikatakan tidak bisa
?
Gejala alam sangat berpengaruh kepada terhadap kegelisahan seorang
Taman. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena dalam berproses kreatif
sebagian besar berangkat dari alam. Dengan memperhatikan segala sesuatu
yang terjadi di alam terutama hal-hal kecil yang hampir setiap hari
dapat kita lihat tetapi dengan mudah kita abaikan seperti daun yang
gugur atau kotoran yang berserakan.
Dari semua hal inilah Taman belajar mengenai hidup, sekaligus menemukan
proses penciptaan kesenian. |